ViewBULETIN ILTIZAM EDISI A EN MISC at Yogyakarta State University. B U L E T I N ILTIZAM Sya'ban 1441 H April 2020 M Tahukah Kamu? AL-QURAN S= Pentingnya H A D I S T = Shalat Ilustrasi pohon kurma sumber istockphoto Denpasar - Abu Dujanah adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW dari kabilah Khazraj. Ia terkenal dengan sosok pemberani di medan perang juga sangat menjaga keluarganya dari perkara yang haram. Mengutip kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, suatu ketika Abu Dujanah langsung bergegas pulang ke rumah usai melaksanakan salat subuh. Ia tak mengikuti doa-doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW selepas salat. Rasulullah SAW pun bertanya kepada Abu Dujanah, “Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?” Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dan Alasan Kenapa Waktunya Disembunyikan Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak Laki-laki dan Perempuan Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Penjelasan Hadis dan Kaidah Imam Al-Ghazali Abu Dujanah lalu bercerita, di dekat rumahnya terdapat satu pohon kurma yang menjulang milik tetangganya. Dahan pohon kurma itu menjuntai ke rumah Abu Dujanah. “Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami,” kata Abu Dujanah. “Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan. Saat anak-anak kami bangun, apapun yang didapat, mereka makan,” Abu Dujanah menambahkan. “Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya,” sambungnya. Saksikan Video Pilihan IniWow, Kurma Usia 4 Tahun Berbuah di IndonesiaAir Mata Rasulullah SAW Berderai DerasAbu Dujanah bercerita lagi kepada Rasulullah SAW, pernah suatu ketika anaknya memakan kurma yang jatuh dari pohon dekat rumahnya itu. Lalu Abu Dujanah berusaha untuk mengeluarkan kurma yang telah dimakan itu dari mulut anaknya. Ia benar-benar tidak ingin keluarganya makan dari cara yang tidak halal. Mendengar cerita itu, Rasulullah SAW menangis. Air matanya berderai deras. Kemudian Rasulullah SAW mencari tahu siapa pemilik pohon kurma yang dekat rumah Abu Dujanah itu. Abu Dujanah mengatakan bahwa pohon kurma itu pemiliknya adalah laki-laki munafik. Rasulullah SAW menemui laki-laki pemilik pohon kurma itu. Rasulullah SAW akan membeli pohon kurma itu dengan senilai 10 pohon kali lipat. Pohon itu terbuat dari batu zamrud berwarna biru, disirami emas merah, tangkainya dari mutiara putih. “Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada,” kata Rasul. Pemilik pohon kurma itu menjawab tawaran dari Rasulullah SAW. "Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga,” ujarnya. Kemudian Abu Bakar As-Shiddiq menawarkan lagi. Abu Bakar akan membeli pohon kurma itu dengan 10 kali lipat dari pohon kurma yang laki-laki itu miliki. Jenis 10 pohon kurma ini lebih bagus dari pohon kurma yang dimiliki laki-laki itu dan tidak ada di kota Kurma Pindah TempatSeketika itu juga, laki-laki munafik pemilik pohon kurma itu mau menjualnya dengan apa yang ditawarkan Abu Bakar. "Bagus, aku beli," sahut Abu Bakar. Setelah dibeli, lantas Abu Bakar menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah. Rasulullah kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar sabda Rasulullah SAW itu, Abu Bakar dan Abu Dujanah bergembira bukan main. Sedangkan laki-laki munafik itu punya mendatangi istrinya, menceritakan kejadian yang terjadi, dan berniat licik. "Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun,” kata si munafik kepada istrinya. Tanpa disangka, keesokan harinya tiba-tiba pohon kurma itu berpindah posisi. Semula berada di tanah si munafik, lalu pindah di atas tanah milik Abu Dujanah. Si munafik itu pun heran. Ternyata pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Rasulullah SAW yang dirasakan oleh Abu Dujanah. Wallahu’alam.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Danpada hari Kamis, Nabi Saw selama enam hari, atau hari Sabtu selama empat hari akhir Dzulqaidah menugaskan Abu Dujanah sebagai man in charge (deputi) di Madinah. Rasulullah Saw bersabda untuk menebang beberapa pohon tua dan mengumpulkannya dengan pelana-pelana unta supaya tegak sebuah mimbar. Epik ini sendiri memiliki kisah yang

Oleh Dian Ekawati 9/24/2021, 85121 AM Inspirasi Di dalam kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, diceritakan sebuah kisah sahabat yang membuat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam meneteskan air mata. Adalah Abu Dujanah Radhiallahu'anhu sahabat Nabi dari kabilah Khazraj yang membuat Rasulullah menangis. Selain dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara haram. Suatu hari, usai salat shubuh berjamaah bersama Rasulullah, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa ba'da salat yang dipanjatkan mencoba mencari tahu penyebab kebiasaan Abu Dujanah itu. "Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?" tanya beliau. Abu Dujanah menjawab, "Begini Rasulullah," kata Abu Dujanah memulai ceritanya. "Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.” "Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan. Saat anak-anak kami bangun, apapun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya." Abu Dujanah lantas menceritakan, pernah suatu ketika anaknya kedapatan memakan kurma yang jatuh dari pohon tetangganya itu. Maka, ia pun berupaya sekuat tenaga untuk mengeluarkan kurma yang terlanjur dimakan tadi dari mulut anaknya. “Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.” Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan. Wahai Rasululah, kami katakan kembali kepada anakku itu, “Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak." Mendengar cerita itu, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca, butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah itu. Abu Dujanah pun mengatakan bahwa pohon kurma itu milik seorang laki-laki munafik. Rasulullah langsung mendatangi pemilik pohon kurma yang diceritakan oleh Abu Dujanah. Rasul lalu mengatakan, "Apa bisa engkau menjual pohon kurma itu? Aku akan membelinya dengan pohon senilai 10 kali lipat. Pohon itu terbuat dari batu zamrud berwarna biru, disirami emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” kata Rasulullah menawarkan. Laki-laki munafik ini lantas menjawab dengan tegas, "Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga." Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq datang. Lantas berkata, "Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milikmu yang jenisnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya." Si munafik pun kegirangan sembari berujar "Ya sudah, aku jual." Abu Bakar menyahut, "Bagus, aku beli." Setelah sepakat, Abu Bakar langsung menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah. Rasulullah kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar sabda Nabi itu, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berjalan mendatangi istrinya. Lalu menceritakan kejadian yang baru saja ia alami. "Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun." Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, saat ini rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara. Demikian kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat Rasulullah menangis. Hikmah yang kita petik dari kisah ini adalah kehati-hatian para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang haram. Kemudian pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam yang langsung dirasakan oleh sahabat Abu Dujanah. Related Posts Terpopuler Rasulullahkemudian mengucapkan, "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya aku yang ucapkan untukmu di hadapan Allah SWT.". Ya Rasulullah demi Dzat yang mengutusmu, aku ridho untuk memberikan pohon kurma kepada Saudaraku Abu Dujanah demi ridho Allah SWT, jawab Abu Bakar". Setelah transaksi ini, sang pemilik pohon kurma girang bukan kepalang, Ia
Dalam kitab I’anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, diceritakan sebuah kisah sahabat yang membuat Rasullullah SAW menitiskan air adalah Abu Dujanah RA, sahabat Nabi dari kabilah Khazraj. Beliau syahid dalam perang Yamamah ketika memerangi nabi palsu, Musailamah dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara hari setelah selesai solat Subuh berjemaah bersama Rasullullah SAW, Abu Dujanah dilihat terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa selepas solat yang dipanjatkan gelagat ini, Rasulullah meminta penjelasan daripada Abu Dujanah. “Mengapa setiap hari kamu tergesa-gesa pulang dari solat Subuh engkau tidak memiliki permintaan kepada Allah sehingga tidak pernah menungguku selesai berdoa. Ada apa?” tanya Baginda Nabi Dujanah menjawab, “Begini Ya Rasullullah,” kata Abu Dujanah memulai ceritanya. “Rumah kami bersebelahan dengan rumah seorang atas pekarangan rumah milik jiran kami ini, terdapat sepohon kurma yang tinggi menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kali angin bertiup di malam hari, kurma-kurma jiranku itu selalu terjatuh, mendarat di rumah Rasullullah, kami sekeluarga sering kelaparan, kurang anak-anak kami bangun, apa pun yang mereka dapati, mereka kerana itu, setelah selesai solat, kami bergegas pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari kumpulkan kurma-kurma milik jiran kami yang berciciran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya.”“Suatu ketika, kami agak terlambat anakku yang sudah terlanjur memakan kurma yang kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam telah memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku keluarkan apa pun yang ada di katakan, “Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.”Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air kerana sangat Rasullullah, kami katakan kembali kepada anakku itu,“Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu.""Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.”Mendengar itu, mata Rasulullah berkaca-kaca, butiran air mata mulianya berderai begitu cuba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksudkan Abu Dujanah Dujanah pun mengatakan bahawa pohon kurma itu milik seorang lelaki berfikir panjang, Baginda mengundang pemilik pohon lalu mengatakan, “Bolehkah aku meminta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali ganda dari pohon kurma itu dibuat daripada batu zamrud berwarna biru, disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada,” kata Rasullullah munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh nilai.""Saya tidak mahu menjual apa pun kecuali dengan wang tunai dan tidak pakai janji bila-bila."Tiba-tiba sahabat setia Baginda, Abu Bakar As-Siddiq RA berkata, “Baiklah kalau begitu, aku beli dengan sepuluh kali ganda dari tumbuhan kurma milik kamu salah satu yang jenisnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya."Si munafik pun kegirangan sambil berkata “Baiklah, aku jual.”Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.”Setelah sepakat, Abu Bakar terus menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.”Mendengar sabda Baginda itu, Abu Bakar sangat juga Abu Dujanah. Si munafik berjalan mendatangi isterinya lalu menceritakan kisah yang baru saja ia alami.“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus.""Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya terlebih dahulu dan buah-buahnya tidak sedikit pun akan ku berikan kepada jiranku.”Malamnya, ketika si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia kehairanan tiada kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat Rasullullah SAW yang dapat dipetik dari kisah ini adalah berhati-hatinya para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari memakan makanan yang apa pun hidup, seberat apa pun hidup, seseorang tidak boleh memberikan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya dari hasil yang kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali ganda sebagaimana janji Baginda tuaian daripada janji itu bukan sekarang, namun di akhirat kelak kerana dunia ini adalah tempat bercucuk tanam, bukan tempat pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Baginda Nabi SAW yang diberi manfaat kepada sahabat Nabi, Abu Dujanah RA. RujukanTinta Mahabbah Anaknya Dibiarkan Lapar! Inilah Sahabat Yang Membuat Rasulullah Menangis
Kurma ( Arab: نحل, Nakhla; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma ( Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia. [1] Buahnya dijadikan makanan pokok di daerah Timur Tengah Halaman utamaAnimeTrendingKategoriLIVEMasuk untuk lihat konten yang Anda ikutiKisah Abu Dujanah dan Pohon Kurma Kisah TeladanDilarang memposting ulang tanpa izin dari untukmuSemuaAnime402251259304431323605341406425311305318338432332338258339Komentar 20TerbaikTerbaruKeren banget menambah wawasan kak animasinya bagus bangetTerjemahkanAnimasinya keren plus nambah pengetahuan, mantap kakTerjemahkanKeren bet kak, mangattt terussss TerjemahkanDisukai oleh creatorKeep spirit Guys❓Lets Smile For This Day🤓TerjemahkanCuma mampir TerjemahkanMasyaAllah, aku baru tahu ada cerita pohon kurma yg berpindahTerjemahkanSemangat Upload Nya Pleas Back Like Komen BrooTerjemahkanMenambah wawasan tiap malem TerjemahkanWahh kerenn kakTerjemahkanwoah mangstap kakTerjemahkanKerenTerjemahkanTidak ada lagi komentar Malamnya saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekali pun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia pun keheranan. BEGITU banyak jalan dari Allah SWT untuk hambanya yang selalu mematuhi perintah agamanya. Salah satu perintahnya adalah tidak mengambil apapun yang bukan miliknya, karena itu haram hukumnya. Salah satu contohnya adalah mengembalikan barang yang bukan milik islam banyak dosa yang akan dia dapat ketika memakan harta haram yang bukan miliknya. Untuk itu sangat penting untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak makan dari yang tidak halal. Berikut adalah kisah tentang sahabat nabi Muhammad SAW yang sangat menjaga dirinya dan keluarganya dari barang haram yang bukan miliknya. Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 17/06/2019.Pada zaman Nabi Muhammad, terdapat seorang bernama Abu Dujanah dan dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Abu Dujanah adalah orang yang sangat taat kepada agama dan Nabinya Muhammad SAW. Dia selalu menjalankan ibadah yang dianjurkan oleh agamanya yaitu islam. Setiap usai menjalankan ibadah salat berjamaah shubuh bersama Nabi, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa oleh Nabi Muhammad ketika selesai salat. Suatu Ketika, Nabi mencoba meminta klarifikasi pada Abu Dujanah ketika bertemu dengannya.“Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi Muhammad kepada Abu Dujanah pun menjawab, “Anu Rasulullah, saya punya satu alasan.“Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” Lanjut Nabi Muhammad SAW.“Begini,” kata Abu Dujanah sambil memulai menceritakan alasannya. “Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”“Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anak-anakku sering kelaparan, kurang makan. Saya takut saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, Saya bergegas segera pulang sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya dan memakannya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada saat, kami pernah agak terlambat pulang. saya menemukan anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuannya. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya yang ia pungut di bawah tanah tepat di rumah kami.”Mengetahui itu, Abu Dujanah pun memasukan jari-jari tangannya ke mulut anaknya itu. dia keluarkan apa pun yang ada di mulut anaknya. Abu Dujanah mengatakan pada anaknya, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak." Anakku lalu menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat katakan kembali kepada anaknya itu, Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.”Pandangan mata Nabi Muhammad pun sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya mulai berderai begitu Muhammad SAW pun kemudian mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam cerita yang ia sampaikan nabi Muhammad SAW pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik seorang laki-laki basa-basi, Nabi memanggil pemilik pohon kurma tersebut untuk bertemunya. Setelah bertemu dengan pemilik pohon Nabi Muhammad lalu mengatakan, “Bisakah jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” Begitu tawar Nabi Muhammad yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.”Lalu tiba-tiba Abu Bakar As-Shiddiq RA datang. Lantas berkata, “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya.”Si munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.”Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma yang sudah dibelinya dari laki-laki munafik itu kepada Abu Muhammad kemudian bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.”Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Pohon kurmanya di beli oleh Abu Bakar, Si laki-laki munafik inipun pulang dan berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi.“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu Abu Dujanah sedikit pun.”Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Si munafik itupun keheranan. Kisah ini dari kitab I’anatuth Thâlibîn Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz 3, halaman 293 karya Abu Bakar bin Muhammad Syathâ ad Dimyatîy w. 1302 H.Dari Kisah Ini dapat kita ambil pelajaran bahwa betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah tersebut dalam menjaga diri dan keluarganya dari makanan haram yang bukan miliknya. Sesusah apapun hidup jagalah diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT. Setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad. Jika semua tidak di dapatkan sekarang maka akan di dapatkan di Akhirat kelak. Ruanganitu bertiang pohon kurma dan beratap datar dari pelepah daun kurma bercampurkan tanah liat, yang melindungi jama'ah dari buruknya cuaca. Musuh tadi dibantingkannya ke tanah, lalu dibedah dadanya oleh Zubair dengan pisau. Abu Dujanah selepas meminjam pedang Nabi sendiri, lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh yang ramai itu Jakarta Pada masa Nabi Muhammad SAW, terdapat seorang sahabat bernama Abu Dujanah. Setiap usai menjalankan ibadah salat berjamaah subuh bersama Baginda Nabi, Abu Dujanah selalu tidak sabar. Ia terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah selesai. Pada satu kesempatan, Rasulullah mencoba meminta klarifikasi pada pria tersebut. Pemilu 2024, Ini 4 Kriteria Pemimpin Menurut Nabi Muhammad SAW Kisah Wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 8 Juni 632 Masehi Ini yang Aisyah Katakan Ketika Nabi Muhammad Wafat di Pangkuannya pada 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriah “Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi. Abu Dujanah menjawab, “Anu Rasulullah, ada satu alasan.” “Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” perintah Baginda Nabi. “Begini,” kata Abu Dujanah memulai menguraikan jawabannya. “Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.” “Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan, kurang makan. Saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, saya bergegas segera pulang sebelum anak-anak saya tersebut terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami haturkan kepada pemiliknya," cerita Abu Dujanah. Suatu saat, kata dia, Abu Dujanah terlambat pulang. "Anakku sudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam.” Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan saya masukkan ke mulut anak saya waktu itu. Kami keluarkan apa pun yang ada di sana. Saya katakan, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.’ Anak saya menangis, ya Rasul..Kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air mata karena sangat kelaparan." "Wahai Baginda Nabi, Saya katakan kembali kepada anak saya waktu itu, hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak." Pandangan mata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Rasul mencari tahu si pemilik pohon kurmaKaligrafi Nabi Muhammad SAW Via istimewaBaginda Rasulullah Muhammad shallahu alaihi wa sallam lalu mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah. Abu Dujanah pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik seorang laki-laki munafik. Tanpa basa-basi, Baginda Nabi mengundang pemilik pohon kurma. Rasul lalu mengatakan, “Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” Begitu tawar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Pria yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.” Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq radliyallahu 'anh datang. Lantas berkata, “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya.” Si munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.” Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma kepada Abu Dujanah seketika. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.” Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berlalu. Ia berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi. “Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun.” Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara. Dalam kisah ini, dapat kita ambil pelajaran, betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah tersebut dalam menjaga diri dan keuarganya dari makanan harta haram. Sesulit apa pun hidup, seberat apa pun hidup, seseorang tidak boleh memberikan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya dari barang haram. Setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah subhânahu wa ta’âla sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad. Adapun panen dari pada janji itu bukankan kontan sekarang, namun di akhirat kelak. Karena dunia ini adalah dâruz zari tempat bercocok tanam, bukan dârul hashâd tempat memanen. Kisah di atas disarikan dari kitab I’anatuth Thâlibîn Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz 3, halaman 293 karya Abu Bakar bin Muhammad Syathâ ad Dimyatîy w. 1302 H SumberNU Online* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Danbetul ternyata Abu Dujanah pergi ke Kroasia dan tinggal di sebuah kota dekat pantai di Eropa yang penuh dengan fitnah dan gemerlapnya dunia, sementara Abu Dujanah adalah seorang yang baru saja sadar dari kema'siyatan. Hal ini yang menjadi sebab bermunculannya berbagai kisah dan cerita serta drama, kita tahu ketrampilan ini dari barat

Abu Dujanah ra radhiallahu 'anhu, adalah sahabat Nabi dari kabilah adalah sahabat Rasulullah yang gagah berani di medan laga, namun beliau pernah membuat Rasulullah menitikkan air mata. Mengapakah? Mari kita ikuti kisah beliau. Abu Dujanah RA tak mengikuti doa Nabi setelah jamaah Subuh. Sudah beberapa hari Abu Dujanah memohon diri tergesa-gesa pulang sesudah jamaah salat subuh tanpa mengikuti doa Nabi ba'da salat. Hal ini membuat Rasulullah terheran-heran. Rasulullah pun berusaha menanyakannya kepada Abu Dujanah, "Apakah engkau tidak ada permintaan, sehingga senantiasa pulang terlebih dahulu sebelum kita memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala?" "Demikian ya Rasulullah," Abu Dujanah memulai ceritanya. "Di rumah tetangga sebelah kami ada sebatang pohon kurma yang sedang berbuah lebat. Daunnya menjorok ke rumah kami, sehingga setiap malam angin bertiup, membuat buah kurma yang telah matang, berjatuhan ke rumah kami. Kami ini orang yang sangat tidak berpunya, sehingga anak-anak sering saat mereka bangun dan menemukan segala sesuatu yang dapat dimakan, mereka akan memakannya. Oleh sebab itu, selesai salat Subuh, kami harus cepat cepat pulang, untuk memunguti kurma yang berceceran itu, untuk kami kembalikan kepada pemiliknya, sebelum anak kami bangun dan mengambilnya. Pernah suatu ketika kami terlambat pulang dan mendapati anak kami sudah mengulum kurma tersebut, maka dengan jari-jari kami berusaha mengeluarkan kurma tersebut dari mulutnya. Terkini
Pohonkurma itu menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Seolah-olah tak pernah sekalipun pohon kurma itu tumbuh di atas tanah miliknya. Sementara tempat asal pohon kurma itu tumbuh justru rata dengan tanah, laki-laki munafik itu pun heran. Baca juga: Shuhaib bin Sinan, Menggadaikan Seluruh Hartanya untuk Mengikuti Rasulullah
tatkf.
  • 7qu979lw3o.pages.dev/274
  • 7qu979lw3o.pages.dev/77
  • 7qu979lw3o.pages.dev/289
  • 7qu979lw3o.pages.dev/123
  • 7qu979lw3o.pages.dev/189
  • 7qu979lw3o.pages.dev/326
  • 7qu979lw3o.pages.dev/126
  • 7qu979lw3o.pages.dev/273
  • kisah abu dujanah dan pohon kurma